Di Sebalik Besi Buruk Itu....

Di sebalik besi buruk itu...
Rupa-rupanya terdapat satu daerah...
Yang ku sangka daif dan mundur...
Yang ku sangka tiada hidupan...
Namun hati ini terdengar suara kecil memanggil-manggil...
Tidak kufahami ibundanya...
Tak kufahami patahnya...


"Papa, lihatlah kami....Tunjukkan kami pada dunia...Kami semakin gagah sekarang..."

Aku mengangguk kepala tanda setuju...
Ku amati satu persatu...
Perjalanan demi perjalanan...
Salaman demi salaman...
Senyuman demi senyuman...


Beban yang dipikul tak tertanggung...
Namun kau gagahi juga....
Ada rakanmu menghulurkan pertanyaan...
Kau menggelengkan kepala...
Lalu kau meneruskan perjalanan...
Dengan langkah yang bersemangat...
Sambil memikul sebiji sisa makanan...
Untuk simpanan ketika hujan...


Dari jauh kau memekik....
Satu panggil sepuluh yang datang...
Bertanyakan khabar masing-masing...
Bertanyakan sanak saudara...
Bertanyakan "Ibu kita bagaimana...?"


Dalam kesibukan kau masih setia...
Memikul rakanmu yang telah mati...
Untuk dihantar ke pusara yang mewangi...


Dalam kehadiranku kau tak peduli...
Asalkan ada kudrat, kau masih teruskan...
Asalkan ada rezeki, kau masih sandingkan....
Demi persembahan untuk ibu....


Daerahmu memang dahsyat...
Daerahmu memang kaya...
Daerahmu memang indah...
Ingin aku selami bagaimana rasanya..
Bekerja untuk ibu...
Tanpa henti...
Tanpa keluh kesah...
Tanpa gelisah...
Namun aku adalah aku jua...
Sekuat mana akal fikiranku,
Tak setanding enam kaki halusmu..
Kini aku sedari kau jauh lebih hebat dari aku...
Kau jauh lebih takut kepadaNya berbanding aku...
Kerana aku seakan mendengar zikir halusmu... 
Yang tak putus mewarnai daerahmu...

Aku lihat kau sentiasa redha...
Walaupun aku hampir di daerah mu...
Walaupun aku hampir memijakmu....
Namun kau tetap tetap tenang...
Kau sebetulnya tawakalhuallallah...
Mati adalah pasti bagi setiap yang hidup...
Aku seolah-olah mendengar talkinmu...
Mentalkinkan sahabatmu...
Buat kali terakhir...
Tanpa titisan air mata...
Tanpa ratapan hiba...


Sesungguhnya aku amat insaf...
Muhasabahku tak dapat menandingi hati kecilmu...
Sekecil-kecil makhluk Tuhan yang paling pandai bersyukur...
Oh Tuhan...Ampunilah segala dosa-dosaku...
Matikanlah aku dalam keadaan beriman kepadaMU...
Sesungguhnya, hambamu ini ingin menjadi insan yang bersyukur...
Seperti semut ini...


nukilan : Papa Hero 18 April 2011 @ 1pm


P/S : 
Semut pun pandai bersyukur...kita...? Wallahualam...

Enhanced by Zemanta

Comments

  1. Mula ingat apa benda..Ooo.. sang semut. mereka setia kawan, kerjasama. Mereka mmg makhluk yg mulia..

    ReplyDelete
  2. ishh..tersentuh hati ni...thanks pH

    ReplyDelete
  3. bestnya.. pandai papa hero karang ni.. nak share boleh?

    ReplyDelete

Post a Comment

Entri Popular